Bibir tersenyum kelat

Kenang nasib diri lima saat

Realiti abad 21 yang membangun pesat

Ada baik buruk jua jujur khianat

Petualang, hilang sudah malu

Tuan berkot bertie, hanya singgah lalu

Tanpa renungan sayu hatta sekeping keju

Tinggal anak jalanan, tidak berbaju

Hati reput dalam wang bertingkat

Pesona dusta dunia meracun amat

Persaudaraan bukan lagi laung keramat

Menabur janji sekadar hikmat

KOTA ABAD 21
Back to home page